
PETANI VS PENAMBANG DI BANDUNGHARJO
Pagi ini kendaraan sudah berisik sekali hilir mudik di jalan raya Bandungharjo. Akhir-akhir ini banyak sekali kendaraan truk maupun dam yang melakukan aktivitas pengangkutan di desa Bandungharjo. Mereka mengangkut material batu krokol, pasir bangunan dan material-material yang lain dari Kali gelis yang melintas di sepanjang desa Bandungharjo. Ada pro kontra mengenai kegiatan truk-truk angkutan ini. Sebagian kecil masyarakat yang pekerjaannya menambang dan kuli angkut truk merasa senang dengan banyaknya truk yang masuk ke desa Bandungharjo. Disisi lain para petani yang sebagian besar penduduk desa memang petani merasa sangat geram dengan kegiatan ini. Kegiatan pengambilan material batu krokol ini mengakibatkan semakin sulitnya air masuk kepertanian masyarakat. Kaligelis semakin hari semakin dalam lukanya sehingga saluran irigasi tidak dapat terairi kalau tidak banjir besar datang.
Beberapa waktu yang lalu memang telah ada penertiban pertambangan di beberapa titik pertambangan termasuk desa Bandungharjo. Namun penertiban yang bernama Tim Gabungan bentukan Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara ini seperti tidak ada follow up apapun. Bahkan terkesan hangat-hangat tahi ayam. Kenyataannya sampai sekarang pertambangan masih berjalan terus meskipun tidak ada ijin tambang. Terutama galian C disepanjang Kaligelis.
Masyarakat sudah sangat resah, disamping kegiatan pertambangan galian C di Kaligelis merusak lingkungan air juga semakin memperparah rusaknya jalan raya Bandungharjo Tulakan. Kondisi tersebut tentu menyulut masyarakat untuk semakin genjar melakukan protes terutama kepada Pemerintah Desa Bandungharjo yang dianggap sebagai pihak yang sengaja membiarkan kegiatan yang nyata-nyata merusak lahan pertanian juga merusak jalan raya. Namun saat ini Pemerintah Desa Bandungharjo tidak dapat melakukan apapun. Karena memang bukan kompetensi pekerjaan Pemdes untuk memberikan ijin pertambangan atau memperhentikannya. Bahkan sangat sering perangkat desa Bandungharjo dibuat geram dan merah telingga mendengar omelan dan jeritan warganya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar